Kamis, 22 Januari 2009

Media Agar dan Penanaman Mikroba

PENDAHULUAN
Dasar makanan yang baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organic seperti buah, daging, sayur-sayuran dan sisa-sisa makanan yang dibuat oleh manusia aaupun ramu-ramuan. Medium yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan rutin laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar.
Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini kebanyakan merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri. Pemeriksaan bakteri hidup harus dikerjakan dengan hati-hati, lebih-lebih jika yang akan diperiksa itu merupakan bakteri patogen.
Untuk mensterilkan medium dapat dilakukan dengan autoclave, yaitu alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan didalam autoclave selama 15 sampai 20 menit.
Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi. Pada kenyataanya sedikit sekali lingkungan yang bersih dari bakteri. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme.
Tidak hanya bakteri yang menggunakan bahan makanan untuk hidup dan berkembang tetapi juga jamur dan kapang. Untuk itu diperlukan langkah-langkah untuk membuat makanan tetap awet dan bebas dari kontaminasi mikroba patogen.
Tujuan percobaan
- Untuk mengetahui cara penangkapan mikroba dengan menggunakan media agar.
- Untuk mengetahui cara perhitungan mikroba.
- Untuk membuktikan ada tidaknya mikroba pada bahan (Daging Sapi).
- Untuk mengetahui cara pembuatan media agar pada penangkapan mikroba.

Tanggal Percobaan Dimulai
07 November 2008

Tanggal Percobaan Selesai
10 November 2008

TINJAUAN PUSTAKA

Mungkin yang yang paling sering dan banyak digunakan adalah prosedur perhitungan dengan penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu contoh suspensi sel atau bahan pangan homogenat diinokulasi ke dalam atau ke atas media nutrient agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung (Buckle, et al., 1987).
Media merupakan bahan nutrisi yang disiapkan unutk pertumbuhan mikroba. Agar-agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Keunggulan agar yaitu mencair pada suhuy yang sama dengan air, namun tetap dalam keadaan cair sampain suhu 40 0C ( Suryanto dan Munir, 2006).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk and Wheeler,1993).
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Anonimous, 2008).
Untuk mendukung pertumbuhan mikroba, sebuah media harus menyediakan sumber energi seperti karbon, nitrogen, fosfor, sulfur, dan bahan organik lainnya. Media kimia diartikan salah satu media yang menggunakan bahan kimia yang telah diketahui (Tortora, 2002)
Pengukuran yang paling akurat untuk menghitung jumlah mikroba yang hidup biasanya menggunakan plate count. Secara teori, masing-masing sel sukses untuk dikembangkan papad media padat yang membantu pertumbuhannya. Jadi dengan inkubasi, idealnya jumlah koloni pada plate adalah kuadrat dari jumlah sel yang diinokulasi pada media (Black, 1999)
Mikroorganisme yang merusak daging dapat berasal dari infeksi dan ternak hidup dan kontaminasi daging postmortem. Kontaminasi permukaan daging atau karkas dapat terjadi sejak penyembelihan ternak hingga daging dapat dikonsumsi (Soeparno, 1998).

BAHAN DAN METODA

Bahan
- Aquadest
- Agar
- Pepton
- Daging


Reagensia
- NaCl
- BTB (Brom Timol Blue)
- Buffer fosfat


Alat
- Botol whaeton
- Autoclave
- Petridish
- Pipet tetes
- Blender
- Termometer
- Oven
- Corong
- Inkubator
- Koloni counter
- Hot plate
- Beaker glass
- Kain saring
- Timbangan
- Sendok]

Prosedur Percobaan
Pembuatan ekstrak daging
- Dihilangkan lemak pada daging, dengan cara diblender
- Dimasukkan dalam botol wheatone
- Dipanaskan dalam autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit
Pembuatan media agar
- Diambil PCA (agar)
- Ditambahkan aquadest 10 ml
- Disterilisasi dalam autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit
- Dituang dalam cawan petridish yang telah dimasukkan suspensi sebanyak 5 ml
Penanaman media
- Diambil suspensi bakteri yang telah diencerkan 2 kali
- Dari 3 pengenceran, diambil suspensi 2 hari yang lau
- Diinkubasi selam 24 sampai 38 jam dengan cawan terletak terbalik
- Diamati dan dihitung dengan koloni counter
Rumus
FP = faktor Pengencer
PEMBAHASAN
Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metoda yaitu metoda penuangan, penyebaran, dan penetesan. Hal diatas adalah dengan menggunakan metode agar.
Cara lain adalah dengan tenik MPN (most proable number) yaiu metode perhitungan dengan pengenceran larutan yang mengandung mikroba sampai steril. Hal ini biasanya dilakukan untuk menhitung jumlah bakteri dalam suatu bahan pangan. Keuntungannya yaitu dibuat sangant peka dengan penggunaan volume inokulum contoih yang besar , dapat menggunakan media selektif.
Cara lain adalah dengan penyaringan dengan membran. Metode ini larutan yang mengandung mikroba disaring dengan menggunakan membrane steril atau filter yang mempunyai ukuran pori-pori yang kecil. Sehingga mikroba akan tertinggal pada membran.
Media merupakan bahan nutrisi yang disiaokan untuk pertumbuhan mikroba. Jenis-jenis media yaitu :
1. Agar adalah komlekss polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan digunakan untuk pemadat pada makanan.
2. Media kimia yaitu media yang harus mempertimbangkan penyediaan energi yaitu sumber karbon, nitrogen, sulfur dan fosfor.
3. Media kompleks yaitu media biasanya terdiri dari ekstrak yeast, daging sapi, tumbuhan, atau kultur protein.
4. Media Anaerobik yaitu media yang mengandung bahan seperti natrium tioglikolat yang dapat berikatan dengan oksigen terlarut dan menghilangkan oksigen pada medium.
5. Media selektif yaitu media yang dibuat untuk menekan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
6. Media diferensial yaitu media yang dibuat untuk memudahkan mengenali koloni organisme yang diinginkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu :
1. Suplai zat gizi
Mikroorganisme membutuhkan makanan sama seperti mahkluk lainnya. Jadi dengan adanya zat gizi yang cukup maka pertumbuhan mikroba akan sangat cepat.
2. Waktu
Tentu saja seriap makhluk hidup termasuk mikroba membutuhkan waktu untuk berkembang biak. Pertumbuhan bakteri membentuk suatu kurva atau fase logritmik.
3. Suhu
Suhu sangat penting bagi pertumbuhan mikroba, apabila suhu naik maka metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat atau apabila suhu naik atau turun sel berhenti melakukan kegiatan metabolisme.
4. Nilai pH
Nilai pH untuk pertumbuhan bakteri adalah sekitar atau berkisar antara pH 6,0-8,0.
5. Aktifitas air
Semua organisme membutuhkan air pada proses metabolisme. Aktifitas air adalah jumlah air yang terdapat dalam bahan pangan. Jenis mikroba yang berbeda membutuhkan air yang berbeda.
6. Ketersediaan Oksigen
Mikroba terbagi atas beberapa kelompok :
- Aerobik : membutuhkan udar unutk kegiatan metabolismenya.
- Anaerobik : tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen, bahkan oksigen merupakan racun baginya.
- Anaerobik fakultatif : dimana oksigen digunakan akan dipergunakan apabila tersedia, jika tidak tersedia maka akan terus anaerobik.
- Mikroerofilik : mikroba yang lebih dapat tumbuh dengan kadar oksigen lebih rendah daripada yang di atmosfer.
7. Faktor-faktor kimia
8. Radiasi

Fase pertumbuhan bakteri adalah :
- Fase lambat : fase adaptasi mikroba dengan media.
- Fase log : setelah beradaptasi, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri secara eksponensial.
- Fase tetap : dimana mikroba tidak lagi tumbuh. Hal ini terjadi karena zat gizi yang ada telah habis atau penimbunan zat racun sebagai hasil akhir.
- Fase menurun : sel-sel yang berada pada fase tetap akhirnya mati bila tiodak dipindahkan ke media lainnya.

Mikroba terdiri dari :
1. Bakteri : mikroorganisme bersel satu, prokariotik yang paling sederhana. Hidup bebas dan terdapat di mana-mana.
2. Jamur : organisme eukariotik yang merupakan organisme pengurai. Ia tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat dikatakan sebagi tumbuhan. Jamur ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler.
3. Khamir : bagian dari fungi (Jamur) yang tersusun dari satu sel atau uni seluler.
4. Kapang : bagian dari fungi yang tersusun atas banyak sel (multiseluler), miseliumnya berwarna-warni sehingga mudah dikenali.
Mikroorganisme yang terdapat pada makanan antara lain bakteri, khamir dan kapang. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat akan mudah terkontaminasi jamur sedangkan makanan yang banyak mengandung protein akan lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri. Bakteri patogen yang terdapat dalam makanann misalnya E. cli yang biasanya disebaqkan oleh konsumsi air yang terkontaminasi. Staphylococcus aureus ditemukan pada makanan yang mengandung perotein tinggi misalnya telur, sosis, da sebagainya. Clostridium botulinum sering terdapat pada makanan yang telah diolah misalnya dikalengkan atau difermentasi.
KESIMPULAN
1. Media agar merupakan salah satu media untuk menanam dan mengitung jumlah bakteri.
2. Jumlah mikroba pada larutan rendaman daging dengan penceran 10-1 adalah 410 CPU/ml sedangkan pada pengenceran 10-2 adalah 7700 CPU/ml.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah zat gizi, waktu, suhu, aktifitas air, oksigen
4. Agar adalah kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut dan digunakan untuk pemadat pada makanan.
5. Jenis-jenis media adalah media agar, media kimia, media anaerob, media selektif, media kompleks dan media diferensial
6. Fase pertumbuhan bakteri adalah fase lambat, fase lag, fase tetap dan fase menurun.
7. Berdasarkan ketersediaan oksigen mikroba terbagi atas bakeri aerobik, anaerobik, anaerob fakultatif dan mikroerofilik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 20008. Pembiakan dengan Media Agar.
http://yahoo.com. [22 September 2008].

Black, J. G. 1999. Microbiology : Principles and Exploration. Prentice Hall,New Jersey.

Buckle, K. A., R. A. Edwards., G.H. Fleet., and Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Suryanto, D. dan E. Munir. 2006. Bahan Ajar : Mikrobiologi. USU-Press, Medan.

Tortora, G. J., B. R. Funke, and C. L. Case. 2002. Microbiology : An Introduction. Addison Wesley Longman, New York.

Volk, W. A. dan M. F. Wheeler. 1989. Mikrobiologi Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta


1 komentar: